Dampak Paradigma yang Belum Stabil, Rusak dan Kotornya Sungai Cidurian yang Dibersihkan Satgas Sektor 22 Sub 02
-->

Advertisement Adsense

Dampak Paradigma yang Belum Stabil, Rusak dan Kotornya Sungai Cidurian yang Dibersihkan Satgas Sektor 22 Sub 02

60 MENIT
Sabtu, 06 Agustus 2022

60menit.co.id | Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 02 membersihkan Sungai Cidurian di RW 02 Kel. Neglasari Kec. Cibeunying Kaler, Sabtu 6/08/2022 (zhovena)


60MENIT.co.id, Bandung | Disebab Satgas Citarum Harum Sektor 22 turun ke sungai untuk membersihkan karena kondisi sungai masih belum stabil bersih, ini akibat dari pola hidup dan perilaku masyarakat masih belum kompak kepeduliannya terhadap kepentingan kondisi sungai yang bersih dan sehat.


Seperti hari ini Serma A Yani menggerakkan anggotanya dalam pembersihan di Sungai Cidurian di Rw. 02 Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler. Hingga sepanjang 165 M sungai yang dibersihkan dengan hasil sampah 270 Kg.


Sementara kampanye kebaikan terhadap memerlakukan sungai dengan baik dan benar sudah didengungkan oleh Satgas Citarum Harum Sektor 22 baik kepada masyarakat itu sendiri maupun kepada pemerintah daerah dan kewilayahan.


Serma A Yani selaku Dansub 02 pada Sektor 22 Citarum Harum mengatakan, kondisi sikap masyarakat terhadap kepedulian kebersihan sungai masih tidak signifikan, hal ini dibenturkan dengan ego dan kepentingan pribadi yang masih menonjol.


"Jika masyarakat sudah memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap kepentingan bersama maka kebersihan sungai dan lingkungan akan segera terwujud, oleh itu kita masih terundang untuk bersikap serius mewujudkan kebersihan dan keutuhan kondisi sungai. Supaya mereka tergerak hatinya membangun sikap kepedulian terhadap sungai dan lingkungan," jelas A Yani kepada awak media di tempat karya bakti, Sabtu 6 Agustus 2022. 


60menit.co.id - kondisi Sungai yang rusak tampak jelas.


Serma A Yani membangun kekuatan mental dan fisik anggota selaku eksekutor di lapangan dalam pembenahan kebersihan sungai dan keutuhannya. Hal ini terlihat dalam kerja bakti di lapangan ketika melakukan karya bhakti perawatan sungai dengan kondisi yang didominasi rumput liar, sedimentasi dan sampah domestik.


"Dibilang susah memang iya, soalnya paradigma masyarakat masih belum bisa dianggap berubah walaupun komunikasi sosial sering dilakukan satgas, dimungkinkan keadaan lingkungan yang serba terbatas," ujar A Yani.


Yaitu masih banyak lingkungan ya g sempit dan kuldesak, sehingga fasilitas buangan sampah hampir tidak ada.


"Ke depan kita harap di setiap kewilayahan disediakan tempat penampungan sampah sementara, dengan harapan masyarakat membuang sampahnya ke tempat yang sudah tersedia," imbuh A Yani.


Tidak berhenti di batas ini, pemerintah pun harus bisa rutin melakukan perawatan sungai, dan ini merupakan salah satu penjaminan keutuhan dan kebersihan sungai bisa dipertanggung jawabkan oleh masing-masing aparat kewilayahan. 


(zho)