Nyi Mas Subanglarang, Ibunya Tatar Sunda
-->

Advertisement Adsense

Nyi Mas Subanglarang, Ibunya Tatar Sunda

60 MENIT
Kamis, 27 Januari 2022

60menit.co.id | Nyi Mas Subanglarang (Isteri Prabu Siliwangi) - Foto : Arsip Redaksi.

Khas Redaksi : Mengenal Sejarah Tatar Sunda.

Editor : Zhovena.


Nyi Mas Subanglarang (1404-1444) adalah salah satu istri dari Raja Sunda-Galuh (Pajajaran), bernama Pamanahrasa Jayadewata alias Prabu Siliwangi. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 3 anak, yakni Walangsungsang (pendiri Cirebon), Rara Santang (Ibunda Sunan Gunung Jati), dan Kian Santang. 


Subanglarang adalah Putri Ki Gedeng Tapa, Penguasa Kerajaan Singapura (Mertasinga). Pada tahun 1416, seorang ulama bernama Syekh Quro mendarat di Cirebon untuk menyebarkan Islam. Ki Gedeng Tapa kemudian menitipkan putrinya, Subanglarang untuk menjadi santri dari Syekh Quro yang membangun pesantren di Karawang.


Pada tahun 1422, Subanglarang pun lulus dan ayahnya mengadakan sayembara untuk mencari menantu. Raja Japura (Astanajapura) yang juga merupakan sepupu Pamanahrasa, Amuk Marugul, berambisi menikahi Subanglarang demi menyatukan Japura dan Singapura. Ia pun telah unggul dalam adu kadigdayaan. Namun tiba-tiba, ada seseorang yang berlari di udara dan menendangnya.


Setelah Pamanahrasa membuka topi capingnya.

"Ra..Rayi Pamanahrasa!? Lagi-lagi kau ikut campur. Bagaimanapun kau tak mungkin bisa mengalahkanku, Amuk Marugul!!"


Mereka berdua saling bertukar serangan serta tendangan. Ketika tinju mereka beradu, langit pun terbelah karena benturan aura mereka. Itulah Ajian Waringin Sungsang (Haoshoku Haki). Amuk Marugul kemudian menyerang Pamanah Rasa dengan Ajian Bajing Kiring. Pamanah Rasa menghindar dan menembakkan Ajian Tapak Bumi ke arah Amuk Marugul yang terpelanting. Lalu, mereka melancarkan serangan terakhir. Amuk Marugul menggunakan Ajian Kali Pulo dan Pamanah Rasa menggunakan Ajian Brajamusti.


Pertarungan tersebut terjadi sangat sengit yang beradu ilmu yang dimiliki masing-masing.


Adu jurus itu sangat dahsyat sampai Amuk Marugul tak mampu menahannya, sehingga ia pun tewas.


Pamanahrasa kemudian menikahi Subanglarang. Adapun Japura, diserahkan pada Subanglarang sebagai maskawin. Nantinya, baik Japura maupun Singapura akan diwariskan pada Walangsungsang yang menyatukan wilayah tersebut menjadi Kerajaan Cirebon.


Sumber :

Pangeran Arya Carbon.