Heboh Pabrik Narkoba di Bandung, Ketua RW: Ada 1 Ton Pil
-->

Advertisement Adsense

Heboh Pabrik Narkoba di Bandung, Ketua RW: Ada 1 Ton Pil

Wak Puji
Kamis, 23 Juli 2020



60menit.com, Bandung - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek sebuah rumah yang diduga pabrik pengolahan narkoba di Kompleks Permai III, 18 CDF Nomor 16, Desa Cangkuang Kulon, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Penggerebekan berlangsung Rabu (22/7) kemarin.

Penggerebekan itu menghebohkan warga setempat. Belum ada keterangan resmi dari BNN pusat dan BNNP Jabar berkaitan kasus ini. Upaya konfirmasi sudah dilakukan, namun belum ada respons dari BNN.

Ketua RW 21 Sinarta Bangun menuturkan kesaksian dirinya menyaksikan penggerebekan tersebut. Sekira pukul 10.00 WIB kemarin, empat mobil tiba-tiba datang ke rumahnya. Ia diperintahkan untuk ikut masuk ke dalam rumah nomor 16, yang juga berada tepat di depan rumahnya.

"Saya disuruh keluar sama orang dari BNN untuk melihat langsung saat penggerebekan. Sekitar jam 10-an, ada empat mobil berpelat B semua. Saya waktu itu nggak tahu ada apa pada awalnya," kata Sinarta, Kamis (23/7/2020).

Sinarta mengatakan, saat akan masuk ke dalam, petugas BNN membongkar kunci gembok pagar yang terkunci dari luar. Di dalam rumah tersebut, ia mengatakan, ada empat orang yang diamankan petugas BNN. Menurutnya, ada sekitar 1 ton lebih yang berhasil diamankan oleh BNN.

"Banyak sekali yang diamankan BNN, ada sekitar satu ton kalau tidak salah. Pas awalnya ada satu orang yang dibawa, terus malamnya tiga orang lainnya juga dibawa. Jadi ada empat orang," kata Sinarta.

Sinarta mengungkapkan di dalam rumah itu banyak pil yang diduga narkoba. Pil-pil tersebut ada yang sudah dikemas dan siap edar.


Selain itu, ia pun melihat sebuah peredam di dalam rumah tersebut. Selain itu, terlihat sebuah mesin yang diduga pengolah pil-pil tersebut.

"Pas di dalam sesak sekali, saya melihat ada peredam di dalam. Pas itu ada juga mesin kayanya sih pengolah pil itu," ujarnya.

Menurut dia, sekitar pukul 18.00 WIB, BNN selesai menggerebek pabrik narkoba tersebut tersebut. Sinarta tidak mengenal siapa orang yang menghuni rumah tersebut meskipun berada di depan rumahnya. Rumah tersebut selalu dalam keadaan tertutup.

"Saya paling hanya melihat motor masuk, kemudian ada beberapa orang, tapi nggak pernah berinteraksi. Ini juga kaya kelihatan nggak ada penghuninya, digembok dari luar dan keadaan luar rumahnya kotor sekali," tuturnya.

"Saya kurang tahu sejak kapan penghuni isi di rumah ini. Kalau waktu iuran bulanan juga waktu dipanggil-panggil dari luar nggak pernah keluar. Justru bayarnya ke depan ke pos satpam," ucap Sinarta menambahkan.