60menit.com, Garut - Kabar baik untuk
petani tembakau di Kabupaten Garut mengingat tembakau asal Garut kini
mulai merambah pasar di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Singapura, dan Brunei Darussalam. Hal itu karena kualitas tembakau
asal kota Intan ini memiliki kualitas yang baik bahkan diatas rata-rata.
Ketua Ketua Asosiasi Petani Tembakau
Indonesia (APTI) Kabupaten Garut, Idin, mengatakan, tembakau dari kabupaten
Garut tidak hanya dipasarkan ke Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.
“Tembakau dari
Garut tidak hanya dipasarkan ke Jawa Tengah, kini mulai merambah pasar luar
Negri khusunya daerah ke Asia Tenggara.Komoditas tembakau yang di pasarkan ke
Luar Negri jenisnya berbeda dengan yang dipasarkan di Indonesia. Hanya
komoditas tembakau hitam yang merambah pasar luar
negri,” ungkapnya, saat menerima kunjungan Wakil Bupati Garut, Helmi
Budiman, untuk menyerahkan bantuan dari Baznas Garut, di Rancabango, Kecamatan
Tarogong Kaler, Kamis (23/97/2020)
Ditambahkan
Idin, produksi tembakau di Kabupaten Garut sangat potensial. Terdapat
sekitar 10 hektare kebun yang tersebar di 24 kecamatan.
“Produksi
tembakau di Garut itu rata-rata 10 sampai 12 ton per hektar, dalam setahun,”
katanya.
Sementara, Wakil
Bupati Garut, Helmi Budiman didampingi Kepala Dinas pertaniaan dan Holtikutura
saat dikonfirmasi media usai acara, menyebutkan, uang yang beredar di petani
tembakau di Kabupaten Garut, yang dikelola oleh hampir 8000 ( Delapan
ribu) kepala keluarga (KK), mencapai Rp 200 milyar.
“Dengan
pengelolaan pasca panen, uang yang beredar, bisa mencapai Rp400 milyar, hingga
Rp600 milyar,” ujarnya.
Kepala Dinas
Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Garut, Beni Yoga, mengatakan Kabupaten
Garut pada Tahun 2020 menerima Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau ( DBHCT)
sebesar Rp27 milyar, dan hampir setengahnya dikelola untuk bidang kesehatan.
“Sedangkan untuk pertanian
sendiri hanya sekitar Rp 3 milyar, yang dipergunakan sebagian besar untuk
penanganan pasca panen, termasuk pencarian tembakau yang kadar nikotinnya
rendah,” tuturnya.