Pabrik Textile Kharismatex dan Gajah Angkasa Disidak BaOps Sektor 22, Begini Hasilnya
-->

Advertisement Adsense

Pabrik Textile Kharismatex dan Gajah Angkasa Disidak BaOps Sektor 22, Begini Hasilnya

60 MENIT
Rabu, 06 Juli 2022

60menit.co.id | BaOps Sektor 22 ketika Sidak di Pabrik Sarung Gajah (Pt. Gajah Angkasa Perkasa) penyeliaan Ipal harus standar Bakumutu, Kamis 6/07/2022 (zhovena)


60MENIT.co.id, Bandung | Penertiban Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) industri oleh satgas Citarum Harum Sektor 22 semakin di fokuskan. Hari ini BaOps Sektor 22 menyelia Ipal dua Pabrik Tekstil dan pencelupan di wilayah Bandung Kulon yaitu Pabrik Pt. Gajah Angkasa Perkasa dan Pabrik printing kain Pt. Kharisma Printex.


Peltu Aris Santoso dan Serma Misbakhudin selaku BaOps Sektor 22 Citarum Harum, bahwa hasil penyeliaan ke-dua pabrik ini sudah menuai hasil yang sesuai harapan, yaitu menggunakan alat ukur manual yaitu kertas lakmus pH tester.


"Hasil tes pH air limbah kedua pabrik tersebut sudah sesuai harapan, dengan standar alat ukur manual kita menggunakan kertas Lakmus pH Tester berada di standar pH 6 untuk Pabrik Pt. Gajah Angkasa dan pH 7 untuk pabrik Kharisma Printex," jelas Aris mewakili Satgas Sektor 22, Rabu 6 Juni 2022.


Pad standar baku mutu Ipal Industri menurut alat ukur manual tersebut sudah bisa beroperasi, soalnya pH 7 itu kondisi air limbah sudah normal, sedangkan pH 6 kondisi air limbah dalam kondisi sedikit basa. 


Kondisi Ipal Pt. Kharisma Printex.


"Namun artinya kedua pabrik tersebut sudah layak operasi sesuai anjuran dinas yang berwenang, namun untuk selanjutnya kita akan bawa hasil penyeliaan ini di DLHK Kita Bandung untuk memutuskan lebih lanjut lagi," imbuh Aris.


Kedua pabrik textile ini sudah berjalan lama, artinya senioritas bidang usahanya sudah mumpuni. Begitupun pengetahuan pencemaran akibat usahanya mereka sudah faham.


Harapan dari BaOps Sektor 22 Citarum Harum, semua pabrik atau usaha industri lainya bisa berpedoman pada etika tata lingkungan yang benar, dengan artian supaya tidak merugikan masyarakat banyak.


"Kita berharap semua jenis industri sudah waktunya memedomani aturan yang ada, sehingga hasil usahanya tidak merugikan masyarakat banyak, apalagi saat tata aturan yang ketat sesuai perintah Pak Presiden langsung supaya tidak mencemari air sungai," tutup Aris.


(zho)