Runtuhnya Kerajaan Padjajaran Sekaligus Runtuh Pula Budaya Sunda Kuno
-->

Advertisement Adsense

Runtuhnya Kerajaan Padjajaran Sekaligus Runtuh Pula Budaya Sunda Kuno

60 MENIT
Minggu, 09 Juni 2024

Relief Kekuatan Kerajaan Padjajaran (zhovena)


Fakta Sejarah Runtuhnya Padjajaran oleh Kesultanan Banten 

Pada suatu masa di tanah Jawa, berdirilah sebuah kerajaan megah bernama Kerajaan Pajajaran. Dipimpin oleh raja-raja bijak dan perkasa, Pajajaran dikenal dengan kemakmuran dan kebudayaan yang berkembang pesat. Namun, seperti halnya cerita-cerita kerajaan lain, kisah Pajajaran juga diwarnai oleh intrik politik, peperangan, dan takdir yang tak dapat dielakkan.


Di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi, Pajajaran mencapai puncak kejayaannya. Sang prabu yang arif bijaksana memimpin dengan tangan kuat dan hati lembut. Rakyat hidup dalam damai, pertanian melimpah, dan perdagangan berkembang pesat. Pajajaran menjadi pusat kebudayaan Sunda, dengan seni, sastra, dan adat-istiadat yang begitu kental dan indah.


Namun, di balik kemegahan tersebut, awan gelap mulai menggantung di langit Pajajaran. Datangnya pasukan dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan Maulana Yusuf menjadi ancaman yang tak bisa diabaikan. Maulana Yusuf, dengan ambisi untuk menyatukan tanah Jawa di bawah panji Islam, membawa pasukan besar dan semangat jihad. Pajajaran, yang masih memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan, menjadi sasaran berikutnya.


Pertempuran sengit tak terhindarkan. Pasukan Pajajaran, yang gagah berani, bertempur habis-habisan mempertahankan tanah air mereka. Namun, kekuatan militer Banten yang lebih besar dan strategi perang yang cerdik membuat perlawanan Pajajaran perlahan runtuh. Pada tahun 1579, ibu kota Pajajaran, Dayeuh Pakuan, akhirnya jatuh ke tangan pasukan Banten.


Runtuhnya Pajajaran bukan hanya berarti kekalahan militer, tetapi juga simbol runtuhnya kebudayaan Sunda kuno. Banyak peninggalan budaya dan keagamaan yang dihancurkan atau dihilangkan. Namun, seperti halnya matahari yang terbenam untuk terbit kembali keesokan harinya, warisan Pajajaran tidak sepenuhnya lenyap. Melalui cerita-cerita rakyat, seni, dan adat-istiadat yang diwariskan turun-temurun, semangat Pajajaran tetap hidup di hati masyarakat Sunda hingga kini.


Kisah runtuhnya Pajajaran adalah pengingat akan keagungan masa lalu dan pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya. Seperti sebuah dongeng yang diceritakan dari generasi ke generasi, ia mengajarkan bahwa meskipun kerajaan bisa runtuh, jiwa dan identitas suatu bangsa tetap abadi.


(*)