Warga Hakatutobu di Kolaka, Protes Penambang Lewati Jalan Usaha Tani
-->

Advertisement Adsense

Warga Hakatutobu di Kolaka, Protes Penambang Lewati Jalan Usaha Tani

60 MENIT
Selasa, 14 November 2023

Tampak suasana sekitar palang atau portal di jalan usaha tani Dusun 4, Desa Hakatutobu. Warga menutup jalan, namun ada juga pihak lain seperti para penambang ngotot ingin lewat, sehingga kerap terjadi ketegangan antar warga dengan para penambang (Anto)


60MENIT.co.id, Kendari | Lantaran para penambang sering menggunakan jalan usaha tani ke areal tambang di Dusun 4 Desa Hakatutobu, Kecamatan Pomalaa, Kolaka, para warga setempat melakukan protes. Bentuk protes warga dengan melarang para penambang melewati jalan tersebut. Caranya dengan memasang palang dan diawasi. "Sebenarnya awalnya di dalam itu jalan buntu, tidak ada akses ke areal tambang tapi para penambang yang buka akses sedikit-sedikit," ujar seorang warga.


Ditemui di rumah orang tuanya di Dusun 4, Desa Hakatutobu, baru-baru ini, warga yang enggan disebut namanya ini lebih jauh mengatakan, untuk pengadaan jalan usaha tani ini, orang tuanya juga punya andil dengan menghibahkan sebagian dari tanahnya. Sehingga wajar jika ia ikut menjaga dan mengawasi jalan tersebut. "Lagi pula ada kan jalan khusus tambang sudah disiapkan, kenapa lagi harus lewat jalan usaha tani ini," ketusnya. 


Kondisi jalan usaha tani yang kerap becek dan berlumpur di saat hujan turun (Anto)


Karena kendaraan tambang sering lewat, jalan tani ini rawan rusak. Warga tersebut juga menyinggung kurangnya perhatian pemerintah desa atas jalan itu. Juga dari pihak perusahaan tambang apalagi. "Di sini pak gara-gara para penambang memaksakan ingin masuk lewat jalan ini kami sering bersitegang, kami sering ribut. Dan ini berulang. Baru tidak ada perhatian pemerintah desa malah membiarkan keadaan begini," beber warga penuh semangat. 


Perlakuan Kepala Desa juga ia nilai diskriminatif, membeda-bedakan, dalam membangun. "Masa beberapa jalan sudah dicor, tinggal di sini yang belum. Padahal ada ADD," ucapnya. Selain dana desa, dana lain yang juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat dan membangun adalah dana CSR dari perusahaan tambang. "Dana ini tidak jelas peruntukannya. Sedang uang debu 100 ribu per kepala, jauh lebih banyak ongkos berobat dibanding uang debu," timpalnya.


Drainase jalan usaha tani di Dusun 4, Desa Hakatutobu, dalam kondisi rusak akibat kendaraan tambang dan alat berat yang sering lewat (Anto)


Warga ini juga menyorot perangkat desa seperti kepala dusun yang belum definitif. Konon SK para kepala dusun belum ada. "Tidak ada pemberitahuan dan sosialisasi ke warga tentang kepala dusun yang baru. Pengangkatan kepala dusun juga tidak melalui pemilihan, langsung diangkat oleh kepala desa, mulai dusun 1 sampai dusun 4," ungkap warga tersebut. Ia mengaku, akan terus memantau kinerja pemerintah Desa Hakatutobu dan operasi tambang di Dusun 4. 


Kepala Desa Hakatutobu, Ruslan Gafur (kanan), bersama seorang dari Kepala Dusun dan Stafnya (Anto)


Kepala Desa Hakatutobu, Ruslan Gafur, ketika dikonfirmasi melalui WA, baru-baru ini, tidak memberi tanggapan. Konfirmasi ini dilakukan sebanyak dua kali tapi tetap tidak ada jawaban. Pesan WA yang dilayangkan kepadanya tampaknya hanya dibaca. Untuk diketahui, terdapat dua perusahaan tambang yang beroperasi di Dusun 4 Desa Hakatutobu, yakni PT Akar Mas International dan PT Suria Lintas Gemilang. 


(anto)