Satgas Sub 15 Sektor 22, Utamakan Pohon Keras Untuk Hijaukan KBU
-->

Advertisement Adsense

Satgas Sub 15 Sektor 22, Utamakan Pohon Keras Untuk Hijaukan KBU

60 MENIT
Jumat, 26 Maret 2021

60menit.com | Anggota sub 15 (pembibutan) sektor 22.Citarum Harum sedang menyelia bibit tanaman keras, Dago Resort Cimenyan, Jumat (26/03).

60MENIT.com, Cimenyan | Subsektor 15 (pembibitan) Sektor 22 masif melakukan pengembangan bibit tanaman keras sebagai upaya menghijaukan lahan kritis Kawasan Bandung Utara (KBU), juga mencoba membiakan tanaman hortikuktura, bertempat di lokasi pembibitan sektor 22 Jumat (26/03).


Serma Mikdan Arif Pramono, selaku Dansub 15 mengatakan, pengembangan bibit tanaman keras saat ini ada stok sebanyak (+-) 3500 batang tanaman dari 113 jenis tanaman keras.


"Dari berbagai tanaman keras yang kami kembangkan, saat ini kami mencoba pada tanaman hortikultur jenis jagung (zeamys) untuk ketahanan pangan dalam menghadapi pandemi covid-19," ujar Mikdan. 


Perlu perawatan maksimal pada semua jenis bibit pohon, termasuk tanaman jagung. Yaitu melalui pemupukan yang cukup, pengobatan jika ada seranagan dari fungi gulma dan serangga pemakan tanaman.


Untuk pencapaian maksimal ke tingkat kesuburannya, bibit perlu ada penataan ulang terutama pada daya penyerapan Sinar Ultra Violet yang cukup dari matahari secara langsung. 


"Sedangkan pada tanaman jagung, jelas pembersihan gulma dan penggunaan insektisida harus diperhatikan sebelum melakukan pemupukan," imbuh Mikdan. 


Satgas sedang melkukan pembersihan gulma di kebun jagung. L
 

Pemeliharaan pada bibit tanaman untuk meneripa serapan ultra violet, satgas melakukan pembenahan ulang pada posisi jatuhnya sinar matahari, yaitu ketika jam. 07 hingga jam 10 bibit pohon harus tersorot matahari.


Sedangkan tanaman jagung cukup dengan membalikan tanah lapisan atas, cara ini termasuk membersihkan gulma dijadikan mini kompos di lahan tanam. 


"Yang jelas kami lebih fokus ke bibit tanaman keras, soalnya lahan KBU masih membutuhkan ratusan ribu pohon untuk menormalkan kondisi tanahnya," tutup Mikdan. 


(zho)