Siti Fadilah Pasca Disuntik Vaksin Nusantara
-->

Advertisement Adsense

Siti Fadilah Pasca Disuntik Vaksin Nusantara

60 MENIT
Jumat, 23 April 2021

60menit.co.id | Siti Fadilah bersama Dr. Terawana, pasca disuntik Vaksin Nusantara, Jakarta, Jumat (23/04/2021)

60MENIT.co.id, Kakarta | Saya sebagai relawan penelitian vaksin imunoterapi dari dr Terawan hari ini Jumat (23/4)  saya disuntik sel dendritic saya sendiri yang diambil dari darah saya sendiri 8 hari yang lalu (15/4) sebanyak 40 cc. Sebagian untuk baseline data, sebagian untuk proses untuk memisahkan denditrik sel dari darah putih saya secara bertahap dengan teknologi tertentu, Jumat (23/04/2021).


Kemudian denditrik sel diinkubasi degan antara lain  dengan kit covid 19  dan zat lainnya 


Pada hari ke 8 denditrik sel saya sudah dianggap mengerti dan kuat melawan virus Covid 19.


Setelah itu denditrik sel tersebut dibersihkan  kemudian  disuntikkan ke diri saya lagi. Jadi saya disuntikkan sel dendritic  saya sendiri.


Jadi yang dimasukkan dalam tubuh saya itu murni denditrik sel saya sendiri 


Bedanya dengan vaksin konvensional , misalnya  Astra Zeneca itu yang disuntikkan adalah the whole of antigen yang mengandung bagian  dari Virus Covid 19 yang disuntikkan masuk ke dalam tubuh. 

 

Apalagi dengan Sinovac, seluruh virusnya  dimasukkan ke dalam tubuh, walaupun sudah dilemahkan.


Sekarang kita tinggal tunggu hasilnya.


Rasanya? Seperti suntikan biasa. Tidak ada yang saya rasakan  sama sekali. Sekarang saya nunggu, diambil darah saya lagi untuk menghitung antibody beberapa hari lagi. Tujuannya untuk dibandingkan dengan jumlah antibodi saya sebelumnya. Saya sudah di beri jadwal untuk kembali ke RSPAD lagi untuk melanjutkan pemeriksaan lab dalam rangka penelitian vaksin Nusantara.


Kalau penelitian  ini berhasil, nanti nya diharapkan  bukan hanya untuk Covid 19 saja, tapi bisa digunakan untuk semua antigen dari  mutasi  Covid 19 yang saat ini tersebar diberbagai belahan dunia.


Inilah yang disebut vaksin imunoterapi. Approachnya adalah yaitu vaksinasi berbasiskan imunoterapi.


(zho)