Limbah Botol Air Mineral, Satgas Sub 05 Sektor 22 Berdayakan Untuk Saringan Ipal
-->

Advertisement Adsense

Limbah Botol Air Mineral, Satgas Sub 05 Sektor 22 Berdayakan Untuk Saringan Ipal

60 MENIT
Rabu, 09 Juni 2021

60menit.co.id Satgas Sub 05 sektor 22 berdayakan botol buat penyaring Ipal, Rabu (9/06/2021).

60MENIT.co.id, Bandung | Botol plastik bekas yang selama ini menjadi limbah, kini justru bisa dimanfaatkan sebagai filter Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang lebih ekonomis. 


Melalui tangan kreatif Sub 5 Sektor 22 Citarum Harum botol-botol plastik bekas yang sejatinya sulit terurai tersebut disulap menjadi Media Bakteri untuk membantu memecahkan masalah lingkungan yang terkait dengan pengelolaan air limbah.


Dansub 5 Peltu Seno menceritakan, bahwa ide awal dibuatnya Media Bakteri dari botol plastik tidak terlepas dari keinginannya menyelesaikan masalah lingkungan dan limbah domestik di kota Bandung dalam rangka mendukung ODF 100%.


"Makanya kita kembangkan inovasi ini dengan manfaatkan botol plastik bekas sebagai media untuk mengembangkan bakteri yang ada di dalam tangki septik tank komunal yang nantinya berfungsi untuk mengurai air limbah tinja yang ada di tangki septik tersebut". jelas Seno Kepada Wartawan. Rabu (9/6/2021)


Pihaknya, memanfaatkan botol plastik sebagai bahan utama media bakteri karena botol ini sangat sulit sekali untuk terurai dan butuh ribuan tahun untuk bisa terurai. Botol botol tersebut di dapat dari sungai yang dibuang. Selanjutnya dimanfaatkan sebagai media bakteri. Selain itu, permasalahan sampah di sungai khususnya sampah botol plastik dapat terpecahkan.


Menurutnya, inovasi media bakteri ini digunakan sebagai media filter IPAL. Jika menggunakan media bakteri, biaya produksinya bisa lebih murah dibanding dengan jenis media filter lain karena media bakteri memakai bahan bekas yang mudah didapatkan. 


"Dengan memanfaatkan botol bekas air mineral, unsur Reduse, Reuse dan Recycle bisa mengurangi volume sampah plastik yang ada selama ini". Imbuhnya.


Sistem kerjanya sendiri, semua proses dari limbah rumah tangga mulai dari dapur, kloset dan kamar mandi, akan masuk ke dalam tangki septik tank komunal. Di situ nanti akan diletakkan media bakteri untuk memfilter air limbah, sehingga pada saat airnya keluar sudah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dan penangkaran ikan.


Luas penampang permukaan media yang lebih besar mengakibatkan volume bakteri yang tumbuh hidup menempel juga lebih banyak sehingga akan lebih baik pula pada proses biologis dan bermanfaat pada kualitas Efluent Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik (SPALD).


“Jadi prinsipnya, air limbah yang ada di dalam tangki septik tersebut nantinya bisa dimanfaatkan kembali berkat adanya inovasi media bakteri. Ke depan kami berharap inovasi media bakteri bisa digunakan pada semua IPAL yang saat ini sedang di kerjakan di tahun 2021". Pungkasnya.


(M. Warman)