Konservasi Sungai Cipamokolan, Satgas Sektor 22 Sub 09, Peltu Ihwan : Bisa Dijadikan Destinasi Wisata
-->

Advertisement Adsense

Konservasi Sungai Cipamokolan, Satgas Sektor 22 Sub 09, Peltu Ihwan : Bisa Dijadikan Destinasi Wisata

60 MENIT
Selasa, 30 November 2021

60menit.co.id | Excavator Long Arm sedang melakukan pengerukan di Sungai Cipamokolan, Rancasari, Selasa (30/11/2021)


60MENIT.co.id, Bandung | Revitalisasi Sungai Cipamokolan wilayah Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari, Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 09 mengawal pelaksanaan pengerukan disposal sedimentasi dengan menggunakan 2 (dua) unit Alat Berat yaitu excavator long arm dan excavator cobelco.


Peltu Ihwan selaku Dansub 09 di sektor 22 Citarum Harum, menyampaikan kegiatan ini lebih dominan pada penataan area sungai, yaitu pelebaran sesuai kondisi aslinya, lebih tepat lagi dengan istilah Normalisasi Sungai. Selasa (30/11/2021). 


"Pengerukan sedimentasi sepanjang 40 M dengan lebar 2 M ketinggian 1 M. semua ini yang membuat sempit lebar sungai, karena sudah beberapa tahun belum ada perawatan sungai, sehingga sedimentasi ini sudah padat seperti tanggul sungai," kata Ihwan.


Konservasi sungai melalui normalisasi ini sudah berjalan 2 bulan ke belakang, dengan harapan akhir bulan Desember 2021 bisa tuntas. 


Sungai Cipamokolan wilayah ini merupakan bendungan dari hilir sungai, air yang dibendung untuk keperluan pengairan pertanian wilayah Gedebage.


Namun nyatanya berakibat banjir karena terjadi penyempitan yang disebabkan oleh mengerasnya sedimentasi.


"Saya yakin jika dilihat dengan keadaanya bahwa sedimentasi ini sudah lama terjadi. Karena itu makin lama akan bertambah lebar dan keras juga meninggi. Maka sudah jadi langganan setiap tahun menjadi banjir musiman," timpal Ihwan. 


Excapator pengerukan sedimentasi di Sungai Cipamokolan

Satgas Citarum Harum Sektor 22 selalu serius dalam menjalankan tugasnya yaitu melakukan percepatan penanggulangan pencemaran berikut kerusakan daerah aliran sungai.


Diwilayah ini sungai Cipamokolan sudah rusak akibat pembiaran sedimentasi yang menahun. Sehingga dengan terjadinya bencana banjir akan menghancurkan tingajt perekonomian warganya. 


Ihwan berharap dengan melakukan normalisasi sungai ini bisa menumbuhkan kembali tingkat perekonomian masyarakat.


"Ketika konservasi ini sudah tuntas, saya harap masyarakat bisa melakukan transaksi ekonominya. Baik itu yang berjualan asal tidak di area bantaran, saya nilai diwilayah ini bisa berpotensi  dagang, soalnya keindahan sungai bisa dijadikan destinasi wisata walau sederhana," ujar Ihwan.


(zho)