Kurangi Pencemaranya, Dansub 16 Sektor 22 Tingkatkan Olah Kompos
-->

Advertisement Adsense

Kurangi Pencemaranya, Dansub 16 Sektor 22 Tingkatkan Olah Kompos

60 MENIT
Minggu, 21 November 2021

60menit.co.id | Tampak Serma Epi Nana Rukmana (Dansub 16) sedang mengolah kompos, Gudangkahuripan Lembang, Minggu (21/11/2021).


60MENIT.co.id, Lembang KBB | Serma Epi Nana Rukmana, Dansub 16 Sektor 22 Citarum Harum memimpin anggotanya pada pembersihan lanjutan di Sungai Legok RW 07 Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung  Barat. 


Pembersihan di wilayah ini satgas berhasil mengangkat sampah sebanyak 150 kg dari sepanjang sungai 250 M. Minggu (21/11/2021).


"Kami sudah biasa mengawasi kebersihan dan kondisi sungai, adapun bergerak pada pembersihan sungai ini merupakan salahsatu bentuk kepedulian kami yang sebenarnya merupakan ajakan moral kepada masyarakat juga aparat kewilayahan supaya lebih memerhatikan kebaikan sungai dan lingkungannya," kata Serma Epi.


Satgas Citarum Harum Sektor 22 meningkatkan konsentrasi kebersihan sungai untuk menuju hidup sehat, baik bagi masyarakat maupun elemen lain yang mengacu pada cita-cita Program Citarum Harum yaitu sungai sebagai sumber hidup dan penghiduy masyarakat banyak. 


Pada pencapaian program tersebut satgas berupaya mensinyalir pencemaran air sungai dari berbagai limbah, supaya sungai terbebas dari pencemaran limbah domestik maupun limbah kimia. 


"Disini kan sudah pada ngerti bahwa Kecamatan Lembang merupakan sumber komoditi susu sapi nasional, tentunya air sungai tercemar oleh kotoran sapi, maka kami setiap hari pasca melakukan pembersihan sungai dilanjut dengan pengolahan kompos untuk mengurangi pencemaran sungai dan lingkungan," imbuh Serma Epi. 


Pemngolahan kompos dari kotoran sapi ini bertempat di Kp. Pasirwangi Desa Gudang Kahuripan Lembang, merupakan kegiatan rutin Satgas Sub 16 untuk mengurangi daya pencemaran di wilayah Gudangkahuripan saja. Inipun masih over leving karena tidak bisa menampung lebih banyak kotoran sapi sehingga masih banyak pula kotoran sapi yang dibuang. 


Hal diatas perlu adanya kesadaran masyarakat yang penuh atas dorongan Aparat Kewilayahan untuk meningkatkan pencegahan daya cemar air sungai oleh kotoran sapi. "Memang benar supaya kotoran sapi ini tidak terbuang ke sungai kalo bisa segera dibuatkan pencegahannya," kata Serma Epi.


Upaya diatas satgas terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan cara komunikasi sosial langsung bertatap muka dengan mereka. Dengan materi pelarangan membuang berbagai limbahnya ke sungai.


"Dengan harapan masalah kotoran hewan bisa cepat dihentikan secepatnya, untuk mengembalikan karakter bersih dan sehatnya air sungai," jelas Serma Epi.


(zho)