Mengenal Syeh Nawawi, Guru Para Ulama
-->

Advertisement Adsense

Mengenal Syeh Nawawi, Guru Para Ulama

60 MENIT
Selasa, 30 November 2021

60menit.co.id | Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani (foto; Net)

Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani 

(Guru PARA ULAMA/ABAH KITAB KUNING)

Tayang Ulang by Zhovena


Syekh Nawawi lahir kisaran tahun 1230 H/1813 M, di Kampung Tanara Desa Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa (dulu, sekarang Kecamatan Tanara), dengan nama Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi al-Bantani. 


Ia merupakan generasi ke-12 dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya melalui jalur Kesultanan Banten ini sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ.


Setelah tiga tahun bermukim di Mekkah, Syekh Nawawi pulang ke Banten sekitar tahun 1828 Masehi. Sampai di tanah air dia menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat. 


Tak ayal, gelora jihad pun berkobar. Sebagai intelektual yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran, Syekh Nawawi kemudian berdakwah keliling Banten mengobarkan perlawanan terhadap penjajah sampai pemerintah Belanda membatasi gara-geriknya, seperti dilarang berkhutbah di masjid-masjid.


Bahkan belakangan dia dituduh sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang ketika itu sedang mengobarkan perlawanan terhadap penjajahan Belanda (1825 - 1830 Masehi).


Hingga akhirnya ia kembali ke Mekkah setelah ada tekanan pengusiran dari Belanda, tepat ketika puncak terjadinya Perlawanan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830. Begitu sampai di Mekkah dia segera kembali memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya.


Diantara murid-murid Syekh Nawawi yang menjadi ulama berpengaruh antara lain:

Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi

Syekh Kholil al-Bangkalani, Madura

Syekh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri

Syekh Tubagus Muhammad Asnawi al-Bantani, Caringin, Labuan, Pandeglang

Syekh Arsyad Thawil al-Bantani - Pejuang Geger Cilegon 1888 dan Penyebar Islam di Sulawesi Utara

Syekh Abu al-Faidh Abdus Sattar bin Abdul Wahhab ad-Dahlawi, Delhi, India - Pengajar di Masjidil Haram

Sayyid Ali bin Ali al-Habsy - Pengajar di Masjidil Haram

Syekh Muhammad Zainuddin bin Badawi as-Sumbawi, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

Syekh Abdul Qadir bin Mustafa al-Fathani, Pattani, Thailand

Syekh Abdul Haq bin Abdul Hannan al-Bantani - Cucu Syekh Nawawi

K.H. Saleh Darat as-Samarani

K.H. Hasyim Asyari, Jombang - Pendiri Nahdlatul Ulama

K.H. Ahmad Dahlan, Yogyakarta - Pendiri Muhammadiyah

K.H. Hasan Genggong - Pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong

K.H. Mas Abdurahman - Pendiri Mathla'ul Anwar

K.H. Raden Asnawi, Kudus

Haji Abdul Karim Amrullah, Sumatra Barat

K.H. Thahir Jamaluddin, Singapura

K.H. Dawud, Perak, Malaysia

K.H. Hasan Asyari, Bawean

K.H. Najihun, Mauk, Tangerang

K.H. Abdul Ghaffar, Tirtayasa, Serang

K.H. Ilyas, Kragilan, Serang

Dan masih banyak lagi.


Wafat di Mekah pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi. Makamnya terletak di Jannatul Mu'alla, Mekah. Makam dia bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, Asma΄ binti Abû Bakar al-Siddîq.


(**)