Gagal Faham Maknai Hadis, Akhirnya Terjerumus Bid'ah
-->

Advertisement Adsense

Gagal Faham Maknai Hadis, Akhirnya Terjerumus Bid'ah

60 MENIT
Jumat, 14 Januari 2022

60menit.co.id | Ilustrasi Sesajen Persembahan by Mo Limo

TIDAK SEDIKIT SAUDARA KITA KAUM MUSLIMIN  YANG MASIH GAGAL MEMAHAMI HADIS "SETIAP AMAL TERGANTUNG PADA NIAT" HINGGA PERBUATAN SYIRIK DAN BID'AHPUN DIANGGAP BAIK 

Khas Redaksi by zhovena.


Hadis, "Setiap amal tergantung pada niat" adalah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hanya saja tidak jarang sebagian kaum muslimin salah dalam pemahaman dan penerapannya, akibatnya perbuatan maksiat, syirik dan bid'ah bisa dianggap baik yang penting niatmya baik.


Kegagalpahaman ini membuat sebagian umat yang sesat karena merasa nyaman melakukan amalan kesukaannya atas jaminan hadis ini. 

      

Padahal amat jelas hadis ini ditujukan pada AMAL IBADAH YANG DISYARIATKAN ALLAH dan tidak berlaku pada amalan yang tidak disyariatkan Allah. 


Dalan Hadis Rosulullah Salallahu Alaihi Wasallam telah memberikan contoh hijrah. Diterima atau tidak hijrah seseorang tergantung pada niatnya, kalau niatmya untuk memperoleh ridho Allah maka Allah akan memberinya pahala, tetapi kalau niatnya hanya karena tujuan (cita-cita) duniawi, maka Allah tidak akan memberinya pahala. 

       

Contoh lainnya pelaksanaan ibadah haji, dibalas atau tidaknya surga tergantung pada niatnya, bila niatnya untuk mendapatkan ridho Allah maka Allah akan memberinya pahala, yang penting pelaksanaannya sesuai tuntunan Nabi dan  kalau niatnya karena mau memperoleh gelar haji maka Allah akan memberinya gelar haji tetapi tidak memberinya pahala walau pelaksanaannya sesuai tuntunan Nabi.  


Hadis pertama dalam Kitab Sahih Bukhari ini tidak berlaku pada amalan yang tidak disyariatkan karena pelaksanaannya sudah salah, tidak sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah, misalnya:


1. Mempersembahkan sesajen di pantai, walau niatnya baik untuk bersedekah kepada ikan-ikan di laut tetapi Allah tidak pernah mensyariatkan kita mempersembahkan sesajen ke ikan-ikan di laut, apalagi bila niatnya  untuk kesejahteraan makhluk gaib yang menguasai laut. 


2. Bertawassul atau meminta pertolongan di kuburan wali walau niatnya hanya berdoa kepada Allah, tetapi Allah tidak pernah mensyariatkan kita berdoa untuk diri di kuburan, yang disyariatkan adalah mendoakan penghuni kubur. 


3. Tahlilan kematian, walau niatnya baik untuk mengirimi pahala kepada orang mati, tetapi Allah tidak pernah mensyariatkan memggelar tahlilan kematian pada waktu-waktu yang telah ditentukan. 

       

Kalau hadis ini digunakan pada semua amalan manusia, maka Allah tidak perlu memerintahkan hamba-Nya untuk meninggalkan syirik dan bid'ah, karena tidak ada syirik dan bid'ah yang penting niatnya baik dan tidak ada niat mempersekutukan Allah. 


Selamatlah pula koruptor yang penting niatnya baik untuk mensejahterahkan keluarga, membangun masjid, mengawini janda-janda, atau untuk menyantuni anak yatim dan fakir miskin.


Wallahu alam bi sawab.