Sayyid Ahmad Zaini Penengah Hukum di Zamannya
-->

Advertisement Adsense

Sayyid Ahmad Zaini Penengah Hukum di Zamannya

60 MENIT
Rabu, 23 Maret 2022

60menit.co.id | Kekejaman Wahabi tertulis dalam Kitab Ini (Fitnatul Wahabiah)

Khas Redaksi ; 

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan lahir di Makkah pada tahun 1232 Hijriyah atau 1816 Masehi. Beliau berasal dari keturunan yang mulia, ahlul bait Rosulullah Saw. Silsilah dia bersambung kepada Sayyiduna Hasan, cucu kesayangan Rasulullah SAW.


Sayyid Ahmad Zaini mendapatkan pendidikan dasar dari ayahandanya sendiri sampai berhasil menghafalkan Al Qur’an dan beberapa kitab matan Alfiyah, Zubad dan lain-lain. Kemudian beliau menuntut ilmu di Masjidil Haram kepada beberapa Syekh Al Allamah Sayyid Utsman bin Hasan Ad Dimyathi al Azhari yang banyak memepengaruhi dirinya. Selesai menimba ilmu di kota kelahirannya, ia lantas dilantik menjadi mufti Mazhab Syafi`i, merangkap “Syeikhul Harom”, suatu pangkat ulama tertinggi saat itu yang mengajar di Masjidil Harom yang diangkat oleh Syeikhul Islam yang berkedudukan di Istanbul, Turki.


Sayyid Ahmad Zaini pernah mendapatkan ijazah dan ilbas dari Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi, mufti Makkah. Beliau juga mendapatkan sanad dari Habib Umar bin Abdullah al Jufri dan Habib Abdur Rahman bin Ali Assegaf.


Sebagai ilmuwan sejati beliau mendalami fiqh Mazhab Imam Hanafi kepada Al Allamah Sayyid Muhammad Al Katbi. Tetapi tidak hanya fiqh Mazhab Hanafi saja. Pada Akhirnya beliau mampu menguasai empat mazhab dengan sempurna. Setiap kali ada pertanyaan ditujukan kepadanya, beliau senantiasa menjawab dengan dasar empat mazhab tersebut.


Alhasil, jika ada permasalahan sulit dan para ulama tak mendapatkan jalan keluar, sering kali Sayyid Ahmad menjadi pemecah kebuntuan. Karena ketinggian ilmunya, Sayyid Ahmad mendapatkan kepercayaan sebagai pengajar tertinggi di Masjidil Haram. Padahal, kala itu untuk menjadi pengajar seseorang harus lulus uji kemampuan kurang lebih 15 macam disiplin ilmu oleh para ulama besar di bidangnya masing-masing. Namun status mulia Sayyid Ahmad tersebut tidaklah membuat beliau besar kepala. Beliau tetap mengedepankan musyawarah dan diskusi bersama ulama lain dalam menyikapi permasalahan umat.


semoga berkah dan manfaat, aamiin 

(**)