Sebanyak 30 Karung, Kompos Dikirim Satgas Sektor 22 Sub 16 Buat Pemupukan di Cimenyan
-->

Advertisement Adsense

Sebanyak 30 Karung, Kompos Dikirim Satgas Sektor 22 Sub 16 Buat Pemupukan di Cimenyan

60 MENIT
Rabu, 16 Maret 2022

60menit.co.id | Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 16, Panen Kompos langsung didistribusikan ke Sub 17, Rabu 16/03/2022 (zhovena)


60MENIT.co.id, Bandung Barat | Teknik pengomposan yang dilakukan Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 16 tidak diragukan lagi. Hal ini melihat hasil yang sudah bisa dimanfaatkan penggunaannya secara masif untuk kebutuhan satgas di Subsektor 17 Cimenyan sebagai kawasan penghijauan Tanaman Keras.


Pada kesempatan ini, Satgas Sektor 22 Sub 16 mengirimkan kompos sebanyak 30 karung buat pemupukan tanaman keras di Subsektor 17 Cimenyan, Rabu (16/03/2022)


DanSub 16, Serma Epi Nana Rukmana selalu mengarahkan kepada anggotanya supaya bisa lebih memahami teknik pengomposan tersebut. Dengan harapan hasil yang didapat benar-benar sesuai dengan hasil pupuk yang melebihi kwalitas pupuk kimia.


"Ya kan fungsi kompos itu untuk menyuburkan lahan dan media tanam lainnya, maka kita sebagai pelaku pembuat kompos perlu mengetahui cara dan teknik lainya supaya kompos tersebut benar-benar mengandung zat pupuk alami yang benar," kata Epi Nana.


Pada prosesor pengomposan, Serma Epi Nana Nana menambahkan bahwa dalam satu proses pengomposan memerlukan waktu selama 40 hari. Yaitu dari awal pengumpulan kotoran sapi yang dipadukan dengan sayuran dan buah-buahan kemudian ditambah dengan zat pelarut buatan.



Menurutnya bahwa zat pelarut buatan tersebut adalah Mikro Organisme Lokal (Mol) yang dibuat secara mandiri oleh satgas Sub 16.


"Benar sekali jika tanpa bantuan MOL, kompos ini lama busuknya, karena kita menggunakannya maka kompos bisa matang sesuai dengan target yang sudah berjalan kita lakukan," imbuh Epi Nana.


Selain digunakan secara mandiri, hasil kompos ini sering disumbangkan ke Patani sayuran di wilayah sekitar lahan komposter, Serma Epi Nana Rukmana berharap supaya masyarakat bisa mengikutinya dalam membuat kompos. Sehingga tingkat pencemaran sungai dan lingkungan bisa dikurangi.


"Untuk itu kita selalu melakukan komunikasi sosial kepada masyarakat, utamanya adalah kita sampaikan pelarangan membuang sampah ke sungai, namun muatan pada topik tersebut kita ungkapkan juga tentang perlunya mengolah kompos itu sendiri," tutup Epi Nana.


(zho).