Jaga Martabat Keluarga, Tokoh Masyarakat Sulsel Puang Annar Sampetoding Puji FS
-->

Advertisement Adsense

Jaga Martabat Keluarga, Tokoh Masyarakat Sulsel Puang Annar Sampetoding Puji FS

60 MENIT
Minggu, 28 Agustus 2022

Tokoh masyarakat Sulsel berdarah Bugis-Makassar-Toraja dan Mandar (Foto : Anto)


60MENIT.co.id, Jakarta | Motif pembunuhan terhadap Brigadir J akhirnya terkuak. Dari data resmi yang diperoleh berdasarkan informasi yang ada hingga perkembangan terkini, motif pembunuhan itu cenderung mengarah pada tindakan pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J kepada PC alias Putri Candrawathi. Sebelumnya, soal motif ini simpang siur di publik. Terlebih dengan banyaknya asumsi dan spekulasi yang berkembang di masyarakat belakangan ini.


Teranyar, pemeriksaan terhadap Putri, istri Irjen FS, oleh Bareskrim Mabes Polri, Jumat (26/8) siang hingga Sabtu (27/8) pukul 01.00 WIB dini hari. Selama pemeriksaan Putri dicecar 80 pertanyaan oleh penyidik. Ia mengaku sebagai korban pelecehan seksual hingga kejadian Magelang. Hal ini disampaikan Kuasa Hukum Putri, Arman Hanis. Kliennya, kata Arman, ditanyai hampir 80 pertanyaan oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. 


"Kurang lebih ada 80 pertanyaan," ucapnya di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu dini hari. Kata Arman, Putri telah menjawab secara konsisten  seluruh pertanyaan yang diajukan penyidik dalam berita acara pemeriksaannya. Termasuk peran dan dugaan yang disangkakan. "Berdasarkan klien kami dalam BAP, dugaan tersebut tidaklah akurat. Dan telah dijelaskan klien kami secara konstruktif kepada penyidik," beber Arman. 


Dalam pemeriksaan, tambah Arman, Putri menjelaskan bahwa dirinya adalah korban tindakan asusila atau kekerasan seksual dalam perkara tersebut. Pemeriksaan atas Putri ini dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali pada Rabu (31/8). Alasan penghentian pemeriksaan, kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, untuk menjaga kesehatan Putri. Juga karena akan dilakukan pemeriksaan konfrontir pada Rabu (31/8). 


Dikonfrontir bersama tersangka lainnya seperti RR, KM dan RE. "Hasilnya nanti akan disampaikan oleh Dirtipidum karena dari sisi materi semuanya harus seizin penyidik, mereka yang paling menguasai," jelas Irjen Dedi. Dengan motif pelecehan ini, mengundang reaksi berbagai pihak. Mereka umumnya menilai, sekiranya motif itu benar, maka tindakan pelecehan tersebut merupakan aib keluarga dari tersangka, FS. 


Dan ini tidak terlepas dari prinsip Siri'na Pacce yang mengajarkan dan membentuk karakter Bugis-Makassar bahkan Toraja tentang moralitas kesusilaan untuk menjaga dan mempertahankan harga diri dan kehormatan keluarga. Konon, prinsip ini taruhannya adalah nyawa tanpa peduli status atau jabatan yang disandang. Tak heran, pandangan dan sikap dukungan terhadap FS disampaikan tokoh masyarakat Sulsel berdarah Bugis-Makassar-Toraja dan Mandar, Puang Annar Salahuddin Sampetoding. 


Puang Annar menilai tindakan yang dilakukan FS itu lumrah terjadi bagi komunitas Bugis-Makassar-Toraja bahkan Mandar. FS sendiri lahir di daerah Bugis yakni Kabupaten Barru, Sulsel. Ia ditempa dari karakter Bugis-Makassar sejak kecil hingga dewasa. "Kalau memang motifnya menyangkut aib atau kehormatan keluarga saya malah jempol FS dengan empat jempol, berarti dia memang laki-laki," ujar Puang Annar, via ponsel, baru-baru ini. 


Soal dampak hukum yang timbul dari tindakannya itu, menurut Annar yang juga Ketua Umum DEIT (Dewan Ekonomi Indonesia Timur), merupakan risiko yang FS harus hadapi. "Saya kira dengan terkuaknya motif yang sebenarnya, kita semua sebaiknya berempati kepada saudara kita FS. Bayangkan  kehormatan keluarganya sudah dikorbankan kemudian dia dan istrinya jadi tersangka, dipecat lagi dari Polri. Anak-anaknya juga jadi korban. Kasihan mereka,"  ungkap Annar seraya mengimbau agar memberi support dan semangat. 


(anto)