Pengembangan Ketahanan Pangan oleh Satgas Sektor 22 Sub 15 Disamping Perawatan Sungai
-->

Advertisement Adsense

Pengembangan Ketahanan Pangan oleh Satgas Sektor 22 Sub 15 Disamping Perawatan Sungai

60 MENIT
Minggu, 23 Oktober 2022

Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 15 (Ketahanan Pangan) sedang melakukan perambahan tanaman sayuran, Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Minggu 23/10/22 (Mg.Oleh).


60MENIT.co.id, Kab. Bandung | Satgas Citarum Harum melakukan penyiangan, perawatan tanaman dengan cara melakukan penyemprotan hama pada tanaman palawija di Sub 15/Ketahanan Pangan Sektor 22 yang berada di lokasi Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Minggu (23/10/22).


Diketahui Palawija merupakan tanaman yang kerap ditanam petani di Indonesia. Biasanya palawija digunakan sebagai tanaman selingan setelah petani selesai memproduksi satu di antara jenis sumber makanan.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, palawija adalah tanaman selain padi, biasa ditanam di sawah atau di ladang (seperti kacang, jagung, ubi).


Dalam hal ini, ada berbagai jenis tanaman palawija yang ditanam oleh Sub 15 Sektor 22 Satgas Citarum Harum, mulai jenis kacang-kacangan dan umbi-umbian.


Masing-masing jenis tanaman palawija ini termasuk bahan makanan yang sering dikonsumsi dan dibutuhkan kebanyakan orang.


Sementara tujuan dari penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.


Kita ketahui juga gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.


Perawatan tanaman pangan jenis jagung.


Saat di Konfirmasi Dansub 15 Sektor 22 Satgas Citarum Harum Serma Cece Supriadi mengatakan, penyiangan dapat di lakukan dengan beberapa cara yang di antaranya bisa dengan menggunakan tangan (manual), kimiawi dengan cara penyemrotan hama dan menggunakan mesin.


"Namun yang kami lakukan tentunya karena keterbatasan perlengkapan, jadi kami lakukan secara manual dan melakukan penyemprotan hama saja". Ucap Cece.


Tentunya, lanjut Cece, dengan cara seperti itu pun bisa di katakan efektif, yang terpenting di lakukan secara intens agar gulma-gulma yang ada, yang sekiranya merugikan tanaman inti dapat di antisipasi sejak dini.


Dijelaskannya kembali, dengan melakukan penyemprotan secara selektif hal tersebut mampu membunuh gulma, namun tidak menyakiti tanaman produksi dan penyiangan secara manual pun dapat di lakukan dengan menggunakan tangan mencabut rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman.


"Semoga dengan rutinnya kami melakukan perawatan tanaman yang ada di Sub 15 Ketahanan Pangan Sektor 22, mampu memberikan hasil yang maksimal dan pruduk yang berkualitas, sehingga sektor ketahanan pangan bisa berjalan sebagaimana mestinya". Tutup Dansub 15. 


(Sholeh)