Limbah Dapur Tuntas di Tempat
-->

Advertisement Adsense

Limbah Dapur Tuntas di Tempat

60 MENIT
Kamis, 07 September 2023

Ketua Forum RW Sukamaju, Ace Setiadi, sedang meragakan pembuatan Pengolahan Limbah Dapur (zhovena)

Lewat Pelida, Warga Sukamaju Tuntaskan Sampah di Dapur


60MENIT.co.id, Kota Bandung | Siapa sangka, dari pipa berukuran 3 inchi, masalah sampah organik di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cibeunying Kidul perlahan mulai teratasi. Alat ini diberi nama Pelida singkatan dari Pengolahan Limbah Dapur.


Penggagasnya adalah Ketua Forum RW Sukamaju, Ace Setiadi. Ia menjelaskan, sudah 3 tahun produk ini dibuat. 


"Sampai saat ini sudah ada 250 unit yang dibuat, tapi memang belum semua disebar, baru 30 unit. Sebab kami ingin masyarakat harus tahu dulu cara penggunaannya dan betul-betul komitmen untuk mengolah sampah dapur rumah tangga," jelas Ace.


Mengusung konsep "Sampah dapur tidak boleh keluar dari dapur", Ace berharap dalam waktu setengah tahun warga Sukamaju tidak akan membuang sampah dapur ke TPA.


"Total rumah yang ada di Sukamaju ini 2.230. Rencananya kami targetkan 60 persen warga sudah punya Pelida dalam waktu tiga bulan ke depan. Setidaknya dengan sedikit inovasi ini kita bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat," ujarnya.


Pembuatan larutan gula merah pengganti MOL.


Ia memaparkan, sampah sisa makanan dicacah dulu menjadi kecil-kecil. Lalu dimasukkan ke dalam pipa paralon Pelida. Kemudian dicampurkan dengan air gula secukupnya. Dalam waktu seminggu, sampahnya perlahan akan hancur dan larut. 


"Hasilnya akan berupa cairan yang bisa kita pakai sebagai pupuk. Ini kita data dan akan rutin dipantau ke rumah-rumah warga yang sudah punya Pelida," ucapnya.


Salah satu warga RW 11 yang mendaftar Pelida, Marlia Sri Umaya mengatakan, dengan adanya inovasi tersebut bisa mengatasi kemelut sampah yang ada di rumah tangga.


"Apalagi pembuangan sampah sekarang sedang bermasalah. Tadi dari hasil sosialisasi, saya dapat ilmu, apalagi saya juga suka bercocok tanam. Jadi pupuk cair hasil dari Pelida ini sangat berguna untuk tanaman saya," aku Marlia.


Larutan gula merah merupakan media mengurai pembusukan sampah lebih cepat dan sampah tidak bau.


Sementara itu, Ketua RT 001 RW 002, Akhmad Maulana yang juga sudah menggunakan Pelida selama dua bulan ini mengaku merasakan manfaat dari pengolahan sampah organik.


"Dalam waktu sebulan, hasil cairannya sampai dua botol mineral 600 ml. Cairannya digunakan untuk tanaman. Hasilnya lumayan bagus," ungkap Akhmad.


Ia pun menunjukkan tiga pohon bidara miliknya yang sudah mulai berakar. Padahal sebelumnya hanya berupa kayu kering. Namun, setelah dipakaikan rutin pupuk cairan dari hasil Pelida, sudah muncul akarnya.


"Tinggal dipindahkan ke pot saja. Kalau tanaman seperti cabai atau tomat itu mungkin akan lebih terlihat hasilnya," tuturnya.


Tampilan design akhir Pelida.


Sedangkan Camat Cibeunying Kidul, Aris Rusdianto mengapresiasi para warga yang telah membantu pemerintah untuk berkolaborasi mengurangi sampah. 


"Kita memang pasti memproduksi sampah, tapi bagaimana caranya bijak dalam mengelolanya. Ini salah satu pemberdayaan masyarakat yang dijembatani Forum RW Sukamaju," tutur Aris.


Ia menambahkan, sudah ada empat kelurahan yang melaksanakan pengolahan sampah dapur. Pertama di Cikutra sebanyak 65 loseda. Kemudian, 50 loseda di Cicadas. 


"Lalu ada juga di Sukapada. Loseda-loseda tersebut merupakan hasil kerja sama dengan pihak lain. Bencana ini membuat kita untuk bijak terhadap sampah," katanya. 


(din)