Serangan di Saudi Mendorong Harga Minyak ke-Level Tertinggi
-->

Advertisement Adsense

Serangan di Saudi Mendorong Harga Minyak ke-Level Tertinggi

60 MENIT
Selasa, 17 September 2019

60Menit.co.id - Foto: Kebakaran di sebuah perusahaan minyak Aramco di Abqaiq, Arab Saudi (14/9/2019). (Social Media/ via Reuters)

60MENIT.CO.ID - Serangan di jantung industri minyak Arab Saudi, termasuk kerusakan pada fasilitas pemrosesan minyak terbesar dunia, telah mendorong harga minyak ke level tertinggi dalam hampir empat bulan.

Hal itu juga mengancam jumlah cadangan minyak dunia. Berikut adalah beberapa fakta tentang dampak serangan itu pada pasokan minyak dan kapasitas cadangan yang dihimpun CNBC Indonesia dari Reuters.

Mengapa Sangat Mengganggu Cadangan Minyak Global?

Serangan terhadap fasilitas minyak Saudi pada akhir pekan lalu, tidak hanya menghancurkan setengah dari produksi Arab Saudi. Tapi juga menghilangkan hampir semua kapasitas cadangan yang tersedia untuk mengkompensasi gangguan besar dalam pasokan minyak di di dunia.

Serangan itu mengurangi 5,7 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah Saudi, atau lebih dari 5% dari pasokan dunia. Termasuk, membatasi kemampuan Arab Saudi untuk menggunakan lebih dari 2 juta bph kapasitas produksi minyak cadangan yang dimilikinya untuk keadaan darurat.

Saudi telah bertahun-tahun menjadi satu-satunya negara penghasil minyak utama yang mempertahankan kapasitas cadangan yang signifikan. Sehingga dapat segera menutupi kekurangan pasokan yang disebabkan oleh perang atau bencana alam.

Sebelum serangan terjadi, Badan Energi Internasional (IEA) mencatat cadangan pasokan global Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hanya lebih dari 3,21 juta barel per hari (bpd), menurut Badan Energi Internasional (IEA).

Arab Saudi, pemimpin defacto OPEC, memiliki 2,27 juta bph dari kapasitas itu. Sisanya sekitar 940.000 bph kapasitas cadangan, sebagian besar dipegang oleh Kuwait dan Uni Emirat Arab.

Irak dan Angola juga memiliki sedikit kapasitas cadangan. Mereka sekarang dapat menjual produksi itu untuk membantu mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Arab Saudi. Tetapi, itu tetap tidak akan cukup.

Kenapa OPEC dan Mitra Tidak Meningkatkan Produksi?

Selama ini, OPEC dan sekutunya seperti Rusia telah memangkas produksi untuk mencegah harga minyak melemah karena pasar telah kelebihan pasokan. Pemotongan itu bertujuan untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta bph.

Tetapi banyak dari pemotongan itu dilakukan Arab Saudi sehingga sekarang ini tidak dapat digantikan dengan cepat. Anggota non-OPEC seperti Rusia telah memompa hampir mencapai kapasitas, dan mungkin hanya bisa menambah 100.000-150.000 bph.

Bagaimana dengan Iran?

Iran memiliki kapasitas cadangan tetapi tidak dapat menjual minyak ke pasar karena sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ekspor Iran telah turun lebih dari 2 juta barel per hari sejak April.

AS sendiri telah menuduh Iran sebagai dalang serangan hari Sabtu. Jadi, AS tidak mungkin meringankan sanksi yang bisa memungkinkan Iran untuk mengisi kekosongan pasokan.

Iran sebenarnya telah mengatakan bersedia memasok minyak jika sanksi dikurangi. Sebelumnya, AS memberi sanksi pada Iran terkait masalah nuklir.

(Rehia Sebayang, CNBC Indonesia)