Oded, Pengelolaan Sampah Kampung Cibunut Jadi Percontohan di Kota Bandung
-->

Advertisement Adsense

Oded, Pengelolaan Sampah Kampung Cibunut Jadi Percontohan di Kota Bandung

60 MENIT
Sabtu, 18 Januari 2020

60Menit.co.id - WALI Kota Bandung, Oded M. Danial menyaksikan proses penimbangan sampah di Bank Sampah yang berada di RW 07 Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kamis (16/1/2020)
60MENIT.COM, Bandung ☐ Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meminta Ketua RW 07 Kampung Cibunut, Herman Sukmana menjadi mentor bagi RW lain se-Kota Bandung soal pengelolaan lingkungan.

Oded memuji sepak terjang Herman dalam menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya. “Pak RW ini berhasil membangun karakter dan mindset warga, yang tadinya sulit untuk memilah sampah kini sudah dipilah masing-masing di rumah dan mereka masukkan ke dalam biopori. Contoh biopori yang sudah berhasil itu juga di RW 7 ini,” ungkap Oded saat mengunjungi Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020).

Kampung Cibunut merupakan kampung eco-wisata yang menjadi percontohan dalam pengelolaan lingkungan di kawasan permukiman padat penduduk. Wilayah yang asri dan dicat warna-warni menjadi ciri khas kampung ini sehingga terlihat cantik dan menarik untuk berswafoto.

Setiap rumah di kampung ini sudah tidak lagi memproduksi sampah. Sampah anorganik telah disalurkan ke Bank Sampah. Sedangkan sampah organik dimasukkan ke dalam biopori sehingga menjadi pupuk yang bermanfaat.

“Sampah anorganik mereka sudah tidak buang lagi ke TPS. Mereka sudah selesaikan di rumah masing-masing. Mereka juga sudah mengelola sampah organik berbagai metode, ada biopori, bata terawang. Ini bagus,” puji Oded.

Ia juga meninjau bank sampah warga di ujung kawasan. Di sana, warga sedang memilah-milah sampah anorganik. Setiap kemasan plastik dipisahkan ke dalam bagian yang bisa dijual, didaur ulang, atau dimanfaatkan menjadi ecobrick. Kebetulan, hari Kamis adalah hari penimbangan sampah. Dalam sekali timbang, satu bank sampah itu bisa menerima sampah lebih dari 200 kg.

“Mereka juga memiliki manajemen pengelolaan lingkungan bernama Proklim (Program Kampung Iklim), sudah dua tahun. Mereka atas dasar semangat dari RW punya gagasan karena mereka hidup di tengah kota yang banyak polusi. Hampir setiap rumah pasti ada tanaman. Bahkan di gang menanam pohon yang bisa membuat teduh,” beber Oded.

Oleh karena itu, ia meminta Herman untuk menularkan semangat dan ilmunya kepada 1.584 RW di Kota Bandung. Ia optimis, jika seluruh wilayah mengerjakan apa yang dilakukan RW 07 Kampung Cibunut, persoalan sampah di Kota Bandung bisa tuntas.

“Saya mendorong semua ketua RW di Kota Bandung bisa melakukan seperti ini. Saya optimis kalau semuanya melakukan seperti ini, sampah yang lebih dari 100 truk per hari ke TPA itu bisa selesai. Karena sudah ada model seperti ini, saya kira mudah lah untuk direplikasi,” ucap Oded.

Ia pun menginstruksikan kepada para camat dan lurah membina warganya di tingkat RW agar melaksanakan hal serupa. Para pimpinan di wilayah menjadi ujung tombak kesuksesan gerakan ini.

“Saya meminta kepada para camat dan lurah sebagai formal leader terus bisa melakukan supervisi kepala RW-nya. Apalagi dibantu Ketua RW yang sudah berhasil saya kira ini tidak terlalu susah,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RW 07 Kampung Cibunut, Herman mengaku awalnya tidak mudah mengajak warga untuk mengelola sampahnya sendiri. Tetapi setelah tahu manfaat dari bank sampah, warga bisa mendapat penghasilan setidaknya Rp700.000 dalam setahun.

“Alhamdulillah, RW 07 Kampung Cibunut ini sejak 2015 juga sudah banyak mengapresiasi. Misalnya tahun 2018 menjadi juara pengelolaan sampah se-Jawa Barat versi BBWS dari

Kementerian PUPR. Kami juga menjadi juara 1 lomba eco-village se-Jawa Barat. Itu insyaallah kami pertahankan,” tutur Herman.

Kendati demikian, ia terus menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangganya. Ia pun dibantu oleh berbagai pihak untuk mendapatkan pengetahuan tentang metode dan teknik pengelolaan sampah yang baik.

“Kami sekarang menjadi salah satu Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Itu program untuk menyiasati perubahan iklim,” jelasnya.

(Zho)