Didieu Coffee, Berikan Ruang Inovasi dan Kreasi Warga Masyarakat Garut
-->

Advertisement Adsense

Didieu Coffee, Berikan Ruang Inovasi dan Kreasi Warga Masyarakat Garut

Wak Puji
Sabtu, 14 Maret 2020



60menit.com, Garut - Banyak ide dan cara mengekspresikan hobby, memberikan ruang untuk berinovasi dan menyalurkan kreatifitas kaum mileniaI. Di sebuah sudut Kompleks Perum Bumi Abdi Negara I No. 187 Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, ada  sebuah tempat hasil besutan intelektual milenial Garut,  namanya DIDIEU Learning Space & Coffee (DLSC), Sabtu (14/03)

Di sinilah, konsep merdeka belajar  yang dikemas, menjadi alternatif  belajar bagi kalangan milenial Garut dengan spirit intelektual yang dimiliki sebagai generasi yang berkarakter dan produktif, dibalut fasilitas belajar sambil menikmati kopi beraroma Garut.

DLSC memiliki visi  Provide a Conducive environment/share place for learning and collaboration (menyediakan tempat yang refresentatif untuk belajar bersama-sama) atau  dalam bahasa Sunda "Nyayogikeun tempat anu merenah kanggo diajar babarengan", dengan fasilitas yang lengkap misalnya akses wifi gratis, tempat bermain anak-anak, serta menciptakan iklim yang mampu mendorong warga masyarakat khususnya generasi muda untuk membangun kelompok- kelompok sesuai dengan minat dan bakatnya.

Misbach Imanuddin, salah satu penggiat DLSC,  di sela-sela kegiatan diskusi Belajar Cepat Membuat Caption atau Narasi di Medsos,  menuturkan, selain mengusung misi menyediakan tempat yang menyenangkan untuk siapapun yang berminat, konsep DLSC juga bisa menjadikan para pengunjungnya  merasakan sebagai guru sekaligus sebagai murid. “Di sini semuanya gratis untuk belajar di tempat yang kami sediakan ini, namun memang penggunaan wifi masih terbatas demikian juga untuk menikmati kopi Garutan yang lezat dan nikmat,“ ungkapnya.

Pihaknya juga menyediakan cemilan atau makanan yang murah meriah bahkan jika peserta ingin membawa bekal makanan dari rumah juga dipersilahkan. “Tidak usah sungkan jika ingin membawa bekal makanan dari rumah masing-masing kami perbolehkan,” ujarnya.

Misbach juga menyebut di DLSC akan menjadi tempat yang dapat memberikan pengayaan bahan pengajaran, jaringan  plus berbagai kegiatan komunitas juga bisa melakukan konsultasi terkait pembelajaran dan kesempatan kerja. "Kami telah melengkapi dengan fasilitas meja dan kursi belajar, ruang untuk diskusi, Fungtion Rooms serta berbagai ruang untuk kegiatan komunitas,” tuturnya.

Guna percepatan pencapaian visi dan misinya DIDIEU Learning Space & Coffee juga mengandeng sejumlah mitra diantaranya Madrasah Digital, Peacesantren, English DIDIEU Community (EDC) Kompenas Garut, Pesantren Welas Asih, LazisMu, SMP 1 Muhammadiyah Garut (Mugar) , serta NIIS (Nirmala Islamic School).

NIIS yang dilahirkan di DLSC sendiri adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki visi “Menjadi Sekolah Teladan” dengan misi “Menciptakan pemimpin yang berjiwa profetik (kenabian) yang mampu mengintegrasikan kecerdasan dan akhlakul karimah sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah”. NIIS menerapkan Principle of Effective Approach Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (keteladanan), Ing Madya Mangun Karso (kolaborasi), Tut Wuri Handayani (motivasi). 

Rachminawati,  salah satu pembina NIIS, yang juga dosen FH Unpad, lulusan S2, Belanda-Inggris, menuturkan, program NIIS merupakan paduan berbagai metode pembelajaran mutakhir, NIIS diharapkan mampu menjadi lembaga pendidikan yang dapat mengembangkan dan menstimulasi kecerdasan majemuk (multiple intelligence) siswanya, membentuk karakter akhlaqul karimah serta memiliki keterampilan abad 21 (21st century skill). 

Munculnya pemimpin yang profetik, imbuhnya, memberikan ruang bagi sekolah untuk menjadi sekolah teladan, yakni masyarakat sekolah yang memiliki role model bagi dirinya dan lingkungannya yang bermanfaat bagi semesta alam (Rahmatan Lil Alamin). "Kami memililh Bahasa Inggris untuk menjadi Bahasa pengantar utama tanpa meninggalkan Bahasa Ibu terutama Bahasa Sunda," ujar Rachminawati, yang saat ini sedang melanjutkan program Doktoral di salah satu universitas di Malaysia,

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Informasi Masyarakat (FK-KIM) Kabupaten Garut, Janur MB, di sela-sela acara diskusi, sangat mengapresiasi inisiatif NIIS dan DLSC memfasilitasi kaum milenial dalam memberikan ruang belajar yang dikemas kekinian. "Ngopi, belajar, diskusi, dengan ruang kebebasan berinovasi dan solutif adalah yang jarang kita temui. Ini perlu diapresiasi," ujar Janur.

Sementara itu Kepala Seksi Kemitraan Informasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Garut, Yan Agus Supianto, menyambut baik inisiatif yang dilakukan DLSC dan NIIS yang memberikan ruang belajar kaum milenial dengan konsep modern tapi tidak menghilangkan kearifan lokal.

"Didieu Coffee dan NIIS itu kan bahasa sunda banget, tapi diramu modern, makanya saya sengaja datang ke sini, karena ada sesuatu yang unik. Dan ini adalah potensi KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) yang perlu kita rangkul," ujarnya. (Djie)