IWO dan Kadin Garut, Sambangi Mak Engkan Yang Hidup Penuh Kegelapan
-->

Advertisement Adsense

IWO dan Kadin Garut, Sambangi Mak Engkan Yang Hidup Penuh Kegelapan

Wak Puji
Minggu, 03 Mei 2020


60menit.com, Garut - Mengetahui ada seorang wanita lanjut usian (Lansia), Mak Engkan, warga Kampung Kiarapayung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, yang tidak memiliki makanan untuk hidup sehari-hari. Ikatan Wartawan Online (IWO) dan Kamar Dagang dan Indsutri (Kadin) Garut, langsung bergerak memberikan paket sembako untuk persiapan selama 10 hari kedepan.

Mak Engkan yang hidup seorang diri di gubuk berukuran 2x3 meter ini, setiap hari hany bisa terus berdo'a pada sang maha pencipta, agar selalu diberikan kesehatan serta belas kasih para dermawan. Selain tidak memiliki sembako untuk bekal hidup, nenek renta ini dalam kehidupan malam hari kerap tidak mendapatkan penerangan yang layak.

"Kami terketuk setelah mendapatkan informasi dari warga setempat, yang memberitahukan ada warga yang kesulitan mendapatkan makan. Untuk itu IWO dan Kadin berbagi melihat kondisi kehidupan Mak Engkan," ujar Ketua PD IWO Garut, Robi Taufiq Akbar, Minggu (3/5/2020) saat ditemui wartawan di lokasi.

Dikatakan Robi, saat melihat kehidupan lansia yang bertahan seorang diri tanpa memiliki penghasilan, sangat menyat hati dan tidak bisa membendung kesedihan yang sangat dalam.

"Kami perihatin, masih ada seorang lansia yang luput dari perhatian dari pemerintah. Padahal, wanita lansia ini merupakan sosok seorang ibu bagi kita semua," ucapnya.

Mak Engkan, kata Robi, setiap malam hari tiba selalu sedih jika lempu penerangan belum dinyalakan oleh pemilik listri yang tiada lain tetangganya. Sealin kerap hidup dalam kegelapan lansia ini tidur hanya beralaskan kasur kapuk tanpa menggunakan alas seperti seprai.

"Semoga dengan informasi yang kami berikan ini, pemerintah bisa terketuk untuk menjambangi sekaligus memberikan kehidupan yang layak," ungkapnya.

Sementara Mak Engkan, dengan nada tersendat-sendat mengatakan, dalam menghadapi hidup seorang diri, selalu menantikan uluran tangan dari para tetangga. Terlebih untuk bisa mendapatkan makan sehar-hari.

"Kalu gak ada yang ngasih terpaksa menahan lapar seorang diri dalam kamar. Berdo'a dan berdo'a yang bisa dilakukan," singkatnya. (Djie)