Pertama Panen Eco Enzyme di Satgas Sektor 22 Citarum Harum
-->

Advertisement Adsense

Pertama Panen Eco Enzyme di Satgas Sektor 22 Citarum Harum

60 MENIT
Jumat, 02 April 2021

60menit.co.id | Satgas Sektor 22 Citarum Harum, Panen Eco Enzym, Jumat (2/03/2021)

60MENIT.co.id, Bandung | Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi antara limbah dapur, seperti kulit buah atau sayur-sayuran dengan air dan gula. Proses fermentasi ini memanfaatkan enzim dari sampah dapur agar dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Setelah tiga bulan berlalu Program Pembuatan Eco-Enzyme yang diprakarsai komunitas jaga bumi bersama sektor 22 Citarum Harum, telah sampai kepada puncak proses fermentasinya.


Pada hari Jumat, (2/4/2021) pagi, di Posko sektor 22 citarum harum yang beraalamat di Rw. 4 kelurahan Cijagra Kec. Lengkong Kota Bandung diadakan giat panen Eco Enzyme yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dan pendukung ketahanan pangan dimasa Pandemi Covid-19.


Saat ini Sektor 22 Citarum Harum bekerjasama dengan Komunitas Jaga Bumi yang dipimpin oleh Abah Sansan dan Ny. Flo yang bergerak dibidang penyelamat lingkungan.


Menurut Kolonel Eppy, masalah terbesar yang dihadapi saat ini adalah carut marutnya sampah, sebanyak 60% terdiri dari sampah dapur yang mengerucut pada paradigma masyarakat sehingga lalai dan berdampak pada kotornya sungai juga pencemaran lainnya.


“Kita sudah pernah mendengar sampah organik sebagai sampah yang mudah terurai di alam. Sampah organik ini sehari-hari kita produksi di rumah sebagai hasil limbah dapur, bisa bermanfaat sebagai revitalisasi kebersihan air dan penyubur tanah, disamping manfaat lainya". Ujarnya.


Namun saat ini sampah dapur juga bisa dijadikan eco-enzyme. Hasil fermentasi eco-enzyme yang dapat digunakan pembersih serbaguna, pembasmi hama, memberikan nutrisi pada tanah, hingga melestarikan lingkungan sekitar dan biasa disebut sejuta manfaat.


Dansektor 22 menjelaskan, Eco enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. 


"Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik". Katanya.


Jadi, menurut Eppy, eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. 


"Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Karena kandungannya, eco enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air sungai yang tercemar". Tutur Eppy.


Dansektor 22 mengapresiasi sebesar besarnya apa yang digagas komunitas jaga bumi dan patut untuk dijadikan percontohan, melalui penggunaan Eco Enzyme sebagai alternatif dan booster untuk merangsang pertumbuhan tanaman, buah dan sayuran serta revitalisasi kebersihan sungai.

(M. Warman)