Belum Terima Gaji, Dua Pelaut Asal Toraja Terkatung-katung di Filipina
-->

Advertisement Adsense

Belum Terima Gaji, Dua Pelaut Asal Toraja Terkatung-katung di Filipina

60 MENIT
Sabtu, 19 Maret 2022

60menit.co.id | Simon Mile, dengan Latar Belakang MV, SKY Fortune di Pelabuhan Tabaco, Filipina (Doc. IST).


60MENIT.co.id, Makassar | Lagi-lagi, dua pelaut WNI asal Toraja, terkatung-katung di Pelabuhan Tacabo, Filipina. Keduanya adalah Simon Sali, Chief Engineer (CE), dan Simon Mile Second Engineer (2/E). Mereka bekerja di kapal milik Taiwan bernama MV. SKY FORTUNE, kapal berbendera Panama. Kapal tersebut diawaki 17 orang pelaut, dan 6 diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI). 


Seluruh awak kapal dilaporkan belum terima 3 bulan gaji. Kabar mengenai dua pelaut asal Toraja dirundung masalah ini, diketahui dari laporan Sili Suli, penulis buku yang juga tokoh muda Toraja, kepada Ketua Umum dan Pengurus PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia), melalui Group WA Pengurus Pusat PMTI, Jumat (18/3), pukul 17.30 WITA. 


Laporan Suli ini didasarkan atas informasi lewat telepon, langsung dari Simon Mile. Simon, kata Suli, mengaku, ia bersama rekannya sudah 3 bulan belum mendapatkan gaji dari perusahaan yang berbasis di Taiwan. Sebelum kapal yang diawaki sandar di Pelabuhan Tabaco, katanya, kapal sempat menyerempet karang di perairan Tabaco sehingga muatan berupa beras dari Burma banyak yang rusak. 


Data Kapal


Kapal tersebut, menurut laporan tersebut, kini sudah sandar di Pelabuhan Tabaco dan bagian kapal yang bocor telah dilas. Setelah kejadian ini para ABK asal Indonesia, bermaksud turun kapal dan ingin kembali ke Indonesia jika gaji mereka yang 3 bulan sudah dibayar. Masalah ini, kata Suli, telah dilaporkan kepada pihak KBRI di Filipina tetapi belum direspon. 


Simon Mile dan Simon Sali saat ini masih berada di atas kapal dan berharap pihak KBRI bisa membantu nasib mereka mendapatkan gaji 3 bulan dan biaya pulang ke tanah air. "Berhubung saya tidak paham soal ini, mungkin Pengurus PMTI yang lebih berkompeten soal ini bisa berkomunikasi dengan Simon Mile melalui WA 0813559462900 untuk memberikan solusi. Bagaimanapun juga kedua ABK tersebut adalah solata yang sedang terkatung-katung di luar negeri dan membutuhkan uluran bantuan," ucap jurnalis senior Toraja berdarah Dende Piongan Napo (Denpina) ini. 


Dikonfirmasi semalam, pukul 22.00, lewat WA, Simon Mile membenarkan laporan itu. "Tgl 5 maret pak smpai skrng msh sandar krn msh ada muatan rusak pak sekitar 1000 ton lebih. Tgl 19 januari berlabuh di luar pak," tuturnya. Tak puas dengan hanya lewat medsos, ia balik menelepon, sambil tetap melancarkan pesan WA. "Kami sudah tiga bulan tidak terima gaji pak, kasihan istri anak menunggu di kampung," ungkapnya dibalik handphone. 


Nama-nama ABK MV, SKY Fortune


Simon dan rekannya, minta agar dibantu dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. "Tuntun km pak minta gaji di byr dan di plngkan,kpl ini tdk kondusif lg pak. Klau bisa 5 orng aja di plngkan, tdk ush itu capten krn masih ada urusan dgn kpl krn dia ksh kandas kpl kemarin," pinta Simon Mile dalam pesan WA-nya. 


Dihubungi lewat WA, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, belum menjawab. Pihak keluarga kedua pelaut Toraja ini, meminta, Kedutaan Besar RI di Manila, Filipina, agar proaktif membantu mereka. "Mungkin lewat Kemenlu RI, dalam hal ini ibu Retno selaku Menlu, dapat mem-push Kedubes RI di sana agar maksimal membantu WNI seperti pelaut ini dengan mengerahkan staf atau konsulat mereka. Memang sih Dubesnya baru bertugas, Pak Agus Widjojo, mantan Gubernur Lemhanas," ujar Tommy Tiranda, Koordinator Departemen Informatika PP PMTI, menanggapi masalah pelaut Toraja ini. 


(anto)