![]() |
Melinda Lumme, Ibu korban penganiayaan (redaksi 60menit) |
60MENIT.co.id, Toraja Utara | Sambil mengelap keringat di jidat, orang tua sebut saja Lola (12) korban penganiayaan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh pelaku OB/NGO, menatap berkas-berkas laporan Polisi (SP2HP) berkaitan dengan dugaan penganiayaan yang terjadi terhadap anak mereka.
Melianus (47) dan Melinda (43) orang tua dari Lola (12) yang mengalami penganiayaan di Dusun Marante Lembang La'bo Kecamatan Kesu, kini berjuang melawan arus untuk mencari keadilan. Namun, di hadapan hukum, suara mereka seolah tak terdengar.
Tragedi ini bermula pada minggu malam tanggal 3 Nopember 2024, ketika anak mereka yang datang mengambil tikar diwarung milik mereka, namun, sekitar pukul tujuh malam, anak mereka menjadi korban kekerasan, dipukuli oleh sosok yang seharusnya menjadi panutan.
Luka memar di belakang kepala hanyalah sebagian kecil dari dampak kekerasan tersebut; luka batin yang mereka rasakan mungkin takkan pernah hilang.
Berbekal keberanian dan tekad, Kakak korban Merlin bersama keluarga segera melapor ke Polres Toraja Utara, dengan harapan akan tindakan tegas.
Buntut dari penganiayaan itu korban sampai saat ini masih mengalami trauma bahkan bila ingin berangkat ke sekolah merasa takut, karena setelah kejadian itu ada warga dewasa yang mengatakan kalau pelaku tidak mengaku melakukan hal yang dituduhkan.
Melinda (43) orang tua korban berharap pihak berwajib Polres Toraja Utara memproses segera laporan kami, agar terlihat kalau masih ada keadilan buat kami, harapnya.
Diterangkan Ibu Lola, bahwa pihaknya memohon keadilan .supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi dan tidak sepele atas kejadian -kejadian penganiayaan. Meskipun menganggap kasus ini hanya mengalami luka memar Tetapi yang kita sayangkan disini adalah psikologi atau mental dari anak kami.
" Kondisi anak kami belum terlalu kuat dan saat ini didampingi dari PPA Kabupaten Toraja Utara serta sedang terapi di Psikiater, Saya mengingatkan bahwa untuk kasus penganiayaan jangan dianggap sepele. Karena kasus-kasus perundungan itu sangat berbahaya sekali untuk mental seorang anak" tegas Melinda.
Seraya menambahkan, melinda menyampaikan, contohnya kita lihat saat ini Lola jarang lagi ke sekolah. Hal itu disebabkan karena mentalnya merasa ketakutan. Meskipun dalam secara fisik kita melihatnya ia baik -baik saja. Tetapi, dilihat di segi medis, kejiwaan nya cukup tertekan, sehingga untuk melakukan kegiatan sosiai saja dia takut. Ini merupakan dampak dari kejadian yang dialaminya dan sangat kita sayangkan. Maka dari itu ,saya meminta kepada teman teman media untuk mendukung program pemerintah PPA Kabupaten Toraja Utara untuk melindungi hak-hak anak Dan jangan ada lagi hal seperti ini dan kita stopkan.Jangan anggap sepele dengan penganiayaan karena penganiayaan ini sangat beresiko terhadap anak.
"Kami sangat berharap kepada pihak Kejaksaan supaya putusan nanti bisa seadil -adilnya begitu juga dari tuntutannya. Karena kami percaya pihak Pengadilan dan kejaksaan bisa profesional dalam mengambil keputusan sesuai hukum yang berlaku," terang Melinda.
Tetapi saya percaya lagi bahwa Allah pasti menolong saya, saya juga yakin kebenaran pasti terkuak, Jadi saya katakan buat Pak Kapolres Toraja Utara Kepala Kejaksaan serta Kepala Pengadilan, Pak tolong diproses ini kasus anak kami.
"kami sering pergi ke Polres Toraja Utara pertanyaan kemajuan dan perkembangan terkait kasus itu, Kenapa si pelaku tak ditahan, Sementara itu korbannya anak saya, sangat terluka, sangat kena mentalnya," kunci Melinda.
(Red)