Tokoh Masyarakat Ini Sorot Kepemimpinan Judas Amir dan Menaruh Harapan kepada Naili-Akhmad
-->

Advertisement Adsense

Tokoh Masyarakat Ini Sorot Kepemimpinan Judas Amir dan Menaruh Harapan kepada Naili-Akhmad

60 MENIT
Selasa, 12 Agustus 2025

Muhtar Daeng Tata (Foto : Anto)


60Menit.co.id, Palopo | Perkembangan Kota Palopo dengan dinamika yang ada tidak terlepas dari kemampuan, metode, dan gaya kepemimpinan yang menahkodai Palopo disamping ketersediaan anggaran yang ada. Bicara anggaran terkait sumber-sumber dana seperti DAU, DAK dan PAD untuk pembiayaan berbagai program kegiatan Pemkot Palopo baik fisik maupun nonfisik. 


Menyoal ini, tokoh masyarakat Palopo yang juga putra Turatea, Muhtar Daeng Tata, menyampaikan pandangannya terhadap kepemimpinan Judas Amir, mantan Walikota Palopo, selama dua periode, serta harapannya kepada Hj. Naili Trisal-DR. Akhmad Syarifuddin, SE, M.Si selaku Walikota dan Wakil Walikota Palopo yang baru saja dilantik. 


Menurut Muhtar Daeng Tata sebagai warga Palopo, di semua lini termasuk pembangunan infrastruktur selama kepemimpinan Judas Amir yang lalu diduga banyak penyimpangan. “Kalau saya perhatikan semua lini termasuk pembangunan infrastruktur utamanya drainase, trotoar, pedestrian, menurut saya semua dilanggar. Etika, logika, estetika,” ujar Muhtar dalam perbincangannya dengan awak media, baru-baru ini. 


Dari sudut logika, kata Muhtar, belum pernah ada drainase dicor permanen, kemudian dikasih keramik. “Iya saat itu indah, enak dipandang mata. Tapi berapa bulan kemudian, tidak usah cerita tahun, berapa bulan kemudian kita lihatlah perkembangannya utamanya di depan kantor walikota itu hancur lebur,” tuturnya. 


Begitu pula pembatas jalan, katanya, tidak ada yang beres. “Nah saya sebagai putra daerah Palopo merasa perlu berkontribusi dalam pemikiran yang betul-betul brilian untuk memajukan Kota Palopo. Jadi menurut hemat saya perancang atau perencana yang mendesain ini saluran ataupun irigasi, drainase, sangat tidak tepat kenapa? Karena saya anggap ini pemborosan, tidak ada artinya. Sekarang mari kita survei proyek-proyek yang ada di Palopo, utamanya trotoar dan drainase, sekarang sudah hancur lebur, anggaran tidak main-main dan yang diuntungkan kontraktor yang dari Makassar. Nah karena ini nilainya sangat besar, miliaran, sementara orang-orang lokal tidak dapat bagian,” ucap Muhtar. 


Karena itu, pemuka masyarakat Turatea yang dikenal kritis ini, berharap kepada Hj. Naili Trisal-Akhmad Syarifuddin yang kini memimpin Kota Palopo, agar melihat lingkungan dan belajar dari pemimpin masa lalu. “Alhamdulillah beliau berdua bisa duduk atas pilihan rakyat dan memang kemenangannya mutlak. Nah harapan saya kepada beliau berdua, setelah dilantik dan kini resmi menjabat, lihatlah lingkungan dan belajarlah dari pemimpin-pemimpin masa lalu. Jangan di akhir kepemimpinan kita dihujat oleh rakyat. Kenapa dihujat? Karena tidak sesuai dengan nurani rakyat,” harapnya. 


Muhtar meminta Naili lebih banyak turun lapangan. “Jangan hanya mendengar bisikan karena itu yang merusak. Harus ke lapangan. Kalau kita hanya mendengarkan bisikan yang mengatakan katanya, maka kita juga harus jawab ya katanya, lalu kebenarannya dimana. Dalam sastra bahasa Jepang mengatakan kiite mite kudasai, lihat dan Dengarkan, itulah motto orang Jepang. Tidak hanya melihat tapi dia datang untuk mendengarkan, tidak hanya didengar tapi dia datang untuk melihat benar tidak ada persoalan ini,” ungkapnya. 


Di Palopo, tambah Muhtar, terlalu banyak persoalan yang perlu dibenahi, termasuk defisit anggaran. Ia juga menyinggung visi-misi dan tagline Naili-Akhmad terkait Palopo Baru, yang menurutnya dapat diwujudkan jika keduanya bekerja sesuai hati nurani, bukan bisikan. “Insya Allah mampu direalisasikan kalau dia bekerja berdasarkan hati nurani bukan bisikan,” timpalnya.


Palopo Baru, menurut Muhtar, bukan hanya pemimpinnya yang baru, tapi semua elemen yang terkait didalamnya termasuk para pembantunya. “Termasuk para Kadis, Camat, Lurah, RT/RW, ya boleh dikata itu harus baru untuk mendukung kebijakan ibu Naili. Kalau tidak diganti, terus masuk Kadis PUPR dan jajarannya saya rasa tidak ada artinya. Dia harus perkuat barisan birokrasinya,” tandas Muhtar. 


(faisal/anto)