Siapa Jujur dan Tidak? Cermati Gerak Tubuh Empat Pejabat Subang Usai Dikonfrontir Satu Meja di Mapolres Subang
-->

Advertisement Adsense

Siapa Jujur dan Tidak? Cermati Gerak Tubuh Empat Pejabat Subang Usai Dikonfrontir Satu Meja di Mapolres Subang

60 MENIT
Sabtu, 29 November 2025

Ketua DPD Paguyuban Sundawani Wirabuana Subang, Yosep Suryono pada aksi demo tuntut keadilan hukum (ridho)


60Menit.co.id, Subang | Ketua DPD Paguyuban Sundawani Wirabuana, Yosep Suryono, turut angkat bicara menanggapi perkembangan kasus dugaan pencemaran nama baik yang menyeret empat pejabat eselon Subang. Kasus ini semakin panas setelah empat Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut Dr. Maxi, Heri Sopandi, Ibu Nunung, dan Dr. Ahmad Nasuhi menjalani sesi konfrontasi di Mapolres Subang Jumat  (20/11/2025)


Yosep, yang dikenal paling vokal dalam isu-isu korupsi dan pelayanan publik di Subang, menyatakan bahwa publik dan penegak hukum perlu mencermati lebih dalam tidak hanya materi pemeriksaan, tetapi juga psikologis para pihak yang terlibat.


Yosep Suryono mengaku telah mencermati dengan saksama rekaman video wawancara pers yang dilakukan oleh keempat pejabat tersebut setelah konfrontasi. Ia menyoroti perbedaan signifikan dalam gestur dan mimik masing-masing pejabat, terutama Heri Sopandi.


"Kami melihat Dr. Maxi sangat tenang dan dominan dalam komunikasi, ia memimpin bicara dan gesturnya terbuka. Ini menunjukkan ia meyakini kebenaran pernyataannya soal pengepul uang gratifikasi" ujar Yosep.


"Namun, Yosep memberikan perhatian khusus pada Heri Sopandi. "Sementara itu, Heri Sopandi terlihat paling tertekan. Gerakan tangannya yang berulang kali menyentuh atau menggosok area perut atau pinggang bawah bukanlah gestur biasa. Dalam ilmu bahasa tubuh, itu bisa diinterpretasikan sebagai upaya menenangkan diri dari tekanan atau kecemasan yang mendalam," tegas Yosep.


Menurut Yosep, wajar Heri Sopandi berada di bawah tekanan besar, mengingat ia bukan hanya pelapor kasus pencemaran nama baik, tetapi juga pihak yang dituduh sebagai pengepul uang setoran untuk Bupati.


"Jika benar ia hanya korban fitnah, seharusnya ia lebih tegas dan lepas dalam berbicara, seperti Dr. Maxi. Sikap defensif dan gestur penenang diri itu justru menimbulkan pertanyaan: Ada beban psikologis apa dibaliknya?"


Dr. Maxi (bermasker)


Yosep juga mencermati sikap dua pejabat lainnya, Ibu Nunung (Kadis Disdukcapil) dan Dr. Ahmad Nasuhi (Direktur RSUD Ciereng), yang diduga turut memberikan setoran uang.


"Ibu Nunung dan Dr. Ahmad Nasuhi memilih posisi yang paling belakang dan paling sedikit interaksi dengan media. Mimik wajah mereka datar, tidak berekspresi. Ini mengesankan mereka adalah pihak yang mengikuti arus atau pasif dalam pusaran konflik ini. Sikap ini bisa jadi bentuk kehati-hatian, namun juga bisa diartikan sebagai kepatuhan terhadap kesepakatan kelompok untuk tidak memperkeruh keadaan," jelas Yosep.


Paguyuban Sundawani Wirabuana mendesak pihak kepolisian untuk tidak hanya fokus pada kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Heri Sopandi, tetapi juga harus segera mendalami inti dari persoalan, yaitu dugaan gratifikasi dan setoran uang yang telah diungkap Dr. Maxi dan disinggung dalam konfrontasi.


"Isu setoran ini adalah skandal besar yang merusak marwah ASN dan pemerintahan daerah. Kami meminta penyidik untuk membongkar 'bom waktu' yang telah diisyaratkan oleh pihak Heri Sopandi. Jangan sampai kasus ini hanya berakhir di pencemaran nama baik, sementara dugaan korupsinya menguap," singgung Yosep.


Sundawani Wirabuana menegaskan akan terus mengawal perkembangan kasus ini dan siap melakukan aksi demonstrasi jika proses hukum dirasa lambat atau hanya tebang pilih.


(Ridho)